hanyainsani.com

Baby Blues Syndrome: Jatuh Cinta yang Bisa Berujung Derita, Bagaimana Mencegahnya?

 


"Jatuh Cinta Tak Selalu Datang bersama Bahagia", kalimat yang mengungkapkan betapa indah dan bahagianya ketika kesempatan menjadi seorang ibu tiba. Saat sembilan bulan lamanya membawa calon manusia di tubuh yang mulanya lincah, lalu harus merasa berbagai perubahan diri yang tak mudah.

Kiranya akan serasa ringan dan sangat bahagia begitu bayi terlahir ke dunia. Namun kenyataannya banyak hal yang dirasakan begitu menantang dan sangat baru saat menjadi ibu. Melihat paras lugu dari kehadiran bayi yang selama ini amat ditunggu, menyentuh jemari mungil dan tubuh yang begitu kecil, rasa terharu dan jatuh cinta pandangan pertama dengan cepat lalu hadir. Sayangnya memang benar cinta butuh pengorbanan, begitupun jatuh cinta yang satu ini. Tak selalu bahagia, tentu saja sebagai seorang ibu kemudian dipaksa melalui berbagai hal seperti rasa kesal, kecewa bahkan luka yang dibawa. 

Mengawali hari pertama saat proses berjuang usai namun begitu melelahkan. Baik persalinan normal maupun operasi, seorang ibu harus merasakan luka. Secara fisik luka yang ditahan dalam perih seolah tak dapat disalurkan melalui air mata lagi. Karena cinta yang semakin tumbuh pada individu baru mengalahkannya. Di sisi lain darah masih mengalir, entah berapa kali harus bolak-balik ke kamar mandi untuk memastikan agar tak mengotori. Masih soal urusan kamar mandi, bahkan mungkin harus buang air kecil atau besar dengan berdiri. 

Sungguh rasa perih dari luka basah, ataupun tubuh lelah tersebab kurangnya istirahat masih-lah bukan apa-apa. Menjadi ibu juga harus siap mengabaikan apa yang didengar oleh telinga, menyiapkan lidah agar tak terlepas kendali dalam amarah, bahkan mental untuk menghadapi segala argumen tak diminta yang akhirnya cuma menyesakkan dada. Ternyata konsekuensi dari jatuh cinta memang tak selalu datang bersama bahagia. Saat diri menjadi ibu, maka kemampuan layaknya superhero hadir seolah menuntut untuk bisa ini itu. 

Perubahan drastis menantang kesiapan seorang ibu untuk melalui segala prosesnya. Dukungan orang terdekat atau keluarga pasti sangat-sangat dibutuhkan. Memberikan bantuan atau tindakan yang diperlukan, baik dalam pengasuhan maupun pemulihan, lalu disertai kalimat asertif sangat berarti dan dibutuhkan. Agar tubuh yang rasanya rapuh, tak lantas diperparah dengan jiwa yang runtuh. 

Runtuhnya jiwa seorang ibu merupakan hal krusial yang tak bisa disepelekan. Kondisi tersebut kerap dialami ibu pasca melahirkan sehingga merasa sedih dan murung yang dikenal dengan istilah baby blues syndrome. 

Situasi ketidaksiapan atau baby blues syndrome muncul akibat perubahan psikologis yang dialami ibu karena stress dalam menghadapi proses kehidupan baru. Ketika mengalami situasi ini, ibu akan merasa cemas tanpa sebab, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah merasa marah dan kesal, bisa tiba-tiba menangis tanpa alasan jelas, lebih sensitif, tidak percaya diri akan kemampuannya sebagai seorang ibu dan merasa khawatir pada bayinya. 

Meskipun situasi ini rata-rata berlangsung sementara pasca persalinan hingga rentang waktu 14 hari kemudian, namun akan sangat berbahaya bila tak ditangani dengan baik. Gejala lebih lanjut dari baby blues syndrome dapat mengakibatkan ibu sulit tidur, nafsu makan berkurang, tidak memperhatikan anaknya bahkan tidak mau menyentuh. Stres yang berkepanjangan akan mengakibatkan mental ibu juga terganggu hingga depresi tingkat berat. Dampak yang ditimbulkan pun bisa berpengaruh besar, bahkan ada beberapa kasus atau tindakan nekat yang dilakukan ibu saat sudah mengalami depresi berat. 

Salah satu alasan yang umum ditemui dari munculnya situasi ini dikarenakan kurangnya dukungan sosial dan emosional disekitarnya. Untuk mencegah dampak buruk dari baby blues syndrome sangat bergantung pada peran suami dan keluarga inti. Dukungan positif pasti sangat dibutuhkan ibu, karena mendukung kesehatan psikis seorang ibu juga akan membantu kesehatan fisiknya untuk pulih dengan cepat. Suami dan keluarga inti perlu memahami peranan dirinya yang tepat terhadap ibu pasca melahirkan, dengan begitu dapat mengurangi terjadinya baby blues syndrome. 


Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung. Tambahkan komentar untuk mendukung blog ini yaa.