Langsung ke konten utama

Curhatan Menjadi Kader HMI



Bukan pilihan utama. Sekedar coba-coba. Iya cuma begitu awalnya. Terus kontradiksi, berkontemplasi. Banyak hal yang bertentangan dengan pemikiran dan pandanganku selama ini. Sudah merasa berada di tempat yang tidak tepat. Lantas didera, ditekan dan merasa terpaksa.

Harus aktif sebagai anggota. Harus proaktif sebagai pengurus. Begitu awal mulanya berada di salah satu organisasi eksternal tertua di Indonesia. Kesempatan itu aku ambil di semester 6, saat menjelang tahun terakhir perkuliahan. Bukannya fokus mempelajari materi dan mempersiapkan skripsi, namun menambah amanah dan uji coba diri masuk organisasi yang baru. 

Masih bingung, katanya "Bahagia HMI". Motonya Yakusa (Yakin Usaha Sampai). Darimana ya?

Disini harus berjuang dan berani ikhlas. Berharap tapi tanpa pamrih. Diuji literasinya, diuji kesabarannya, juga ditantang harus terjaga hingga larut malam. Setiap rapat, diskusi dibahas hingga menjelang subuh. Menantang diri ini yang tidak pernah begadang untuk persoalan organisasi, jadi harus siap terjaga dan diajak berpikir kritis. Lelah rasanya, karena kesibukan tak hanya di organisasi saja. Sebenarnya untuk apa?

Tapi di tempat yang kata orang kubangan lumpur ini. Dimana siapapun bisa masuk. Siapapun boleh bergabung. Yang katanya luput dari bersih. Namun disinilah aku merasa nyaman.

Kalau ditanya "kok bisa?" Ku jawab, "kamu takkan pernah tau nikmatnya bermain di lumpur sebelum kamu masuk kedalamnya"

Udah gitu aja. Selanjutnya gimana? 

Banyak hal terjadi, tapi semuanya terselesaikan meski tidak tepat waktu. Dimulai dari menuntaskan kepengurusan di tingkat Komisariat/Fakultas, kemudian melanjutkan amanah di tingkat cabang dan berada di Kohati (Lembaga untuk HMI-wati yang fokus nya keperempuanan). Menjalani berbagai pelatihan, bertemu banyak orang (yang tidak sedikit menyebalkan), pergi beberapa kali ke tempat yang baru dan banyak hal lainnya.

Sampai yang terakhir mendapatkan kesempatan bekerja pertama kali juga karena bergabung organisasi. Begitu pula bertemu jodohnya juga karena satu organisasi. Ternyata banyak hal yang aku peroleh disini. Meski awalnya aku sempat mempertanyakan dan hampir kecewa karenanya. Saat ini tidak ada satupun yang patut aku sesali, karena segala hal yang dilalui telah membentuk aku kini. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Baby Blues Syndrome: Jatuh Cinta yang Bisa Berujung Derita, Bagaimana Mencegahnya?

  "Jatuh Cinta Tak Selalu Datang bersama Bahagia" , kalimat yang mengungkapkan betapa indah dan bahagianya ketika kesempatan menjadi seorang ibu tiba. Saat sembilan bulan lamanya membawa calon manusia di tubuh yang mulanya lincah, lalu harus merasa berbagai perubahan diri yang tak mudah. Kiranya akan serasa ringan dan sangat bahagia begitu bayi terlahir ke dunia. Namun kenyataannya banyak hal yang dirasakan begitu menantang dan sangat baru saat menjadi ibu. Melihat paras lugu dari kehadiran bayi yang selama ini amat ditunggu, menyentuh jemari mungil dan tubuh yang begitu kecil, rasa terharu dan jatuh cinta pandangan pertama dengan cepat lalu hadir. Sayangnya memang benar cinta butuh pengorbanan, begitupun jatuh cinta yang satu ini. Tak selalu bahagia, tentu saja sebagai seorang ibu kemudian dipaksa melalui berbagai hal seperti rasa kesal, kecewa bahkan luka yang dibawa.  Mengawali hari pertama saat proses berjuang usai namun begitu melelahkan. Baik persalinan normal maupun op...

Doremi English: Kursus Mengajarkan Bahasa Inggris pada Anak Mudah dan Menyenangkan

Ayah bunda pasti akrab dengan pepatah ini, “buku adalah jendela dunia” . Iya, karena dengan membaca buku sama halnya dengan membuka wawasan dan pengetahuan baru, bahkan dari sisi dunia yang berbeda. Kalau buku dianggap sebagai jendela dunia, maka bahasa merupakan jendela mempelajari budaya. Sepakat dengan pernyataan itu nggak ayah bunda? Bahasa menjadi alat komunikasi bagi sesama manusia. Bukan hanya menguasai bahasa sendiri, belajar bahasa asing juga sama pentingya. Tidak hanya untuk mempelajari budaya suatu bangsa, dengan kemampuan bahasa asing banyak manfaat yang bisa didapatkan. Manfaat belajar bahasa asing diantaranya mengantarkan seseorang pada pengalaman baru, meningkatkan kepercayaan diri, kemungkinan masa depan cemerlang, dan kesempatan baik lainnya. Tak heran, mempelajari bahasa asing dianggap perlu. Terutama mengajarkan bahasa Inggris pada anak. Lalu, kenapa sih ayah bunda perlu mengajarkan bahasa Inggris pada anak? Manfaat Mengajarkan Bahasa Inggris pada Anak Bahasa Inggri...

Jangan Biarkan, Ini Resiko Mata Kering dan Solusinya!

Kondisi mata lelah. Sumber: pexels.com Pagi ini, saya terbangun cukup kesiangan lagi. Terutama memasuki tahun 2024 ini. Saya bisa bangun tidur paling awal pukul 6. Padahal dulu bisa bangun waktu subuh. Hal itu saya rasa karena mata begitu pedih. Bukan tanpa alasan, mata saya terasa kering karena setiap hari menatap layar laptop berjam-jam. Untuk mengerjakan tugas kuliah hingga menuntaskan pekerjaan, semua saya lakukan melalui laptop. Pernah beberapa waktu lalu saya menatap layar laptop dari jam setengah delapan hingga tengah malam. Alhasil saya beranjak tidur dalam keadaan mata kering, lalu bangun dalam kondisi mata berat sekali untuk dibuka. Rasanya sungguh tak nyaman, apalagi hal tersebut saya alami berulang. Sudahlah mata pedih saat menjelang tidur, pun bangun tidur yang dituju pertama buka gawai. Mikirnya sih biar mata bisa melek. Duh, tapi jadinya mata semakin kering. Saya jadi risau juga, kalau kondisi tidak menyenangkan ini terus terjadi. Gimana ya kondisi mata saya? Nah, sebena...