Langsung ke konten utama

Menilik sekilas generasi bangsa, bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia? (Bagian ke-1)


 

Setiap tiga tahun sekali, Indonesia dan negara-negara lain di dunia melakukan suatu pengujian di bidang pendidikan. Untuk mendapatkan hasil kualitas pendidikan, beberapa negara ini mengikuti tes PISA (Programme for International Student Assesment) yang mulai dilaksanakan dari tahun 2000.

PISA merupakan penilaian performa akademis yg diujikan untuk anak-anak usia 15 tahun dengan penyelenggaranya OECD (Organization for Economic Cooperation and Development). 

Tujuan diadakan nya PISA ini untuk menguji dan membandingkan prestasi anak-anak di seluruh dunia, yang hasilnya nanti bisa digunakan untuk meningkatkan metode dan hasil dalam pembelajaran. Hasil dari tes PISA ini yang kemudian digunakan untuk dasar perbaikan sistem pendidikan di negara anggota OECD. 

Tes PISA meliputi soal literasi membaca, literasi matematika dan literasi sains (red : literasi merupakan kemampuan daya berpikir dan bernalar). 

Hasil survei PISA terakhir di tahun 2018, yang dirilis serentak tahun 2019 menunjukkan kualitas pendidikan Indonesia yang cukup mengejutkan. Seolah menjadi potret sekelumit persoalan yang tengah dihadapi saat ini. Karena dari 79 negara yang mengikuti tes PISA, Indonesia masih setia berada di peringkat 10 besar dari bawah. Berada di urutan ke-74, untuk tes literasi membaca. Kemudian peringkat ke-73 untuk tes literasi matematika, dan urutan ke-71 dalam tes literasi sains.

Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dari pelaksanaan PISA yang diikuti di tahun 2009-2015 Indonesia mengalami kemerosotan dalam bidang pendidikan. Pada awal pelaksanaan PISA di tahun 2000 saja, yang saat itu diikuti 41 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-39 untuk kemampuan membaca, sedangkan urutan ke-38 dalam kemampuan matematika.

Bila diihat dalam 18 tahun terakhir pelaksanaan PISA, juga semakin bertambahnya negara yang bergabung mengikuti survei tersebut, ternyata tidak ada hasil signifikan yang menunjukkan kemampuan anak meningkat/di atas rata-rata yang distandarkan PISA. 


Bersambung...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Baby Blues Syndrome: Jatuh Cinta yang Bisa Berujung Derita, Bagaimana Mencegahnya?

  "Jatuh Cinta Tak Selalu Datang bersama Bahagia" , kalimat yang mengungkapkan betapa indah dan bahagianya ketika kesempatan menjadi seorang ibu tiba. Saat sembilan bulan lamanya membawa calon manusia di tubuh yang mulanya lincah, lalu harus merasa berbagai perubahan diri yang tak mudah. Kiranya akan serasa ringan dan sangat bahagia begitu bayi terlahir ke dunia. Namun kenyataannya banyak hal yang dirasakan begitu menantang dan sangat baru saat menjadi ibu. Melihat paras lugu dari kehadiran bayi yang selama ini amat ditunggu, menyentuh jemari mungil dan tubuh yang begitu kecil, rasa terharu dan jatuh cinta pandangan pertama dengan cepat lalu hadir. Sayangnya memang benar cinta butuh pengorbanan, begitupun jatuh cinta yang satu ini. Tak selalu bahagia, tentu saja sebagai seorang ibu kemudian dipaksa melalui berbagai hal seperti rasa kesal, kecewa bahkan luka yang dibawa.  Mengawali hari pertama saat proses berjuang usai namun begitu melelahkan. Baik persalinan normal maupun op...

Doremi English: Kursus Mengajarkan Bahasa Inggris pada Anak Mudah dan Menyenangkan

Ayah bunda pasti akrab dengan pepatah ini, “buku adalah jendela dunia” . Iya, karena dengan membaca buku sama halnya dengan membuka wawasan dan pengetahuan baru, bahkan dari sisi dunia yang berbeda. Kalau buku dianggap sebagai jendela dunia, maka bahasa merupakan jendela mempelajari budaya. Sepakat dengan pernyataan itu nggak ayah bunda? Bahasa menjadi alat komunikasi bagi sesama manusia. Bukan hanya menguasai bahasa sendiri, belajar bahasa asing juga sama pentingya. Tidak hanya untuk mempelajari budaya suatu bangsa, dengan kemampuan bahasa asing banyak manfaat yang bisa didapatkan. Manfaat belajar bahasa asing diantaranya mengantarkan seseorang pada pengalaman baru, meningkatkan kepercayaan diri, kemungkinan masa depan cemerlang, dan kesempatan baik lainnya. Tak heran, mempelajari bahasa asing dianggap perlu. Terutama mengajarkan bahasa Inggris pada anak. Lalu, kenapa sih ayah bunda perlu mengajarkan bahasa Inggris pada anak? Manfaat Mengajarkan Bahasa Inggris pada Anak Bahasa Inggri...

Jangan Biarkan, Ini Resiko Mata Kering dan Solusinya!

Kondisi mata lelah. Sumber: pexels.com Pagi ini, saya terbangun cukup kesiangan lagi. Terutama memasuki tahun 2024 ini. Saya bisa bangun tidur paling awal pukul 6. Padahal dulu bisa bangun waktu subuh. Hal itu saya rasa karena mata begitu pedih. Bukan tanpa alasan, mata saya terasa kering karena setiap hari menatap layar laptop berjam-jam. Untuk mengerjakan tugas kuliah hingga menuntaskan pekerjaan, semua saya lakukan melalui laptop. Pernah beberapa waktu lalu saya menatap layar laptop dari jam setengah delapan hingga tengah malam. Alhasil saya beranjak tidur dalam keadaan mata kering, lalu bangun dalam kondisi mata berat sekali untuk dibuka. Rasanya sungguh tak nyaman, apalagi hal tersebut saya alami berulang. Sudahlah mata pedih saat menjelang tidur, pun bangun tidur yang dituju pertama buka gawai. Mikirnya sih biar mata bisa melek. Duh, tapi jadinya mata semakin kering. Saya jadi risau juga, kalau kondisi tidak menyenangkan ini terus terjadi. Gimana ya kondisi mata saya? Nah, sebena...