Langsung ke konten utama

Tak Lagi Sama (Bagian ke-1)



Surakarta, 23 Februari 2020, akhirnya sah mengentaskan diri dari status mahasiswi. ⁣Setelah hampir setahun bergulat dengan skripsi dan kerisauan akan menghadapi dunia rimba kehidupan. Hari sabtu itu, saya bisa diwisuda disaksikan kedua orang tua. Alhamdulillah, alaa kulli hal. Hingga hari itu, masih tidak menyangka sama sekali bisa mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Begitu sadar diri, karena orang tua bukan termasuk golongan berpunya. Jika masih memaksa kuliah, maka bisa dibayangkan pikirnya uang dari mana. 

Saya beruntung karena bisa bersekolah di tempat dan lingkungan yang mendukung. Satu semester menjelang tahun kelulusan, guru di sekolah terutama bimbingan konseling mengarahkan untuk memanfaatkan beasiswa bidik misi, agar siswa yang bersemangat belajar bisa melanjutkan pendidikan nya. Meskipun awalnya gagal di sesi SNMPTN, saya bisa lolos melalui jalur SBMPTN. 

Memasuki lingkungan dan tempat belajar yang sangat jauh berbeda dibandingkan di sekolah. Saya juga mendapatkan banyak teman dari berbagai daerah. Dunia perkuliahan memberikan pandangan baru mengenai kehidupan. Belajar dari banyak sumber, tidak hanya berasal dari pendidik atau dosen saja. 

Empat tahun saya yang sangat bermakna. Saya diberikan kesempatan mengikuti organisasi rohisnya fakultas, lembaga legislatif fakultas (DEMA), Himpunan Mahasiswa Prodi hingga terakhir organisasi eksternal, yaitu Himpunan Mahasiswa Islam. Bukan hanya itu saja, saya juga bersyukur bisa menumpang di Pondok Pesantren Indonesia, sekaligus belajar menempa diri menjadi pengusaha. Diri ini cukup kuat dan dipaksa hebat. Tak hanya belajar di kelas, tapi juga berupaya mendapatkan penghasilan melalui guru les maupun proyek di pondok. 

Di semester 7 kesempatan lainnya juga datang. Tawaran itu berupa kompetisi karya tulis ke Padang. Puji syukur tim kami lolos dan untuk pertama kalinya dalam hidup saya bisa naik pesawat, gratis dibiayai kampus bahkan bisa menang dalam lomba tersebut. 

Sebulan sebelum wisuda masih sempat-sempatnya memanfaatkan nama kampus sebagai tempatku belajar pas jalan-jalan ke luar negeri. ⁣mengikuti study backpacker, saya sisihkan gaji pekerjaan pertama saya untuk berkunjung ke tiga negara (Malaysia, Singapura dan Thailand). 

Setelah itu masa-masa terombang-ambing, masuk rimbanya kehidupan luar biasa bikin aku lebih banyak mikir, lebih banyak nangis, dan ketawa haha hihi (karena stres). ⁣

Masalah kerja, usaha, organisasi bahkan mungkin urusan cinta belum selesai. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Baby Blues Syndrome: Jatuh Cinta yang Bisa Berujung Derita, Bagaimana Mencegahnya?

  "Jatuh Cinta Tak Selalu Datang bersama Bahagia" , kalimat yang mengungkapkan betapa indah dan bahagianya ketika kesempatan menjadi seorang ibu tiba. Saat sembilan bulan lamanya membawa calon manusia di tubuh yang mulanya lincah, lalu harus merasa berbagai perubahan diri yang tak mudah. Kiranya akan serasa ringan dan sangat bahagia begitu bayi terlahir ke dunia. Namun kenyataannya banyak hal yang dirasakan begitu menantang dan sangat baru saat menjadi ibu. Melihat paras lugu dari kehadiran bayi yang selama ini amat ditunggu, menyentuh jemari mungil dan tubuh yang begitu kecil, rasa terharu dan jatuh cinta pandangan pertama dengan cepat lalu hadir. Sayangnya memang benar cinta butuh pengorbanan, begitupun jatuh cinta yang satu ini. Tak selalu bahagia, tentu saja sebagai seorang ibu kemudian dipaksa melalui berbagai hal seperti rasa kesal, kecewa bahkan luka yang dibawa.  Mengawali hari pertama saat proses berjuang usai namun begitu melelahkan. Baik persalinan normal maupun op...

Doremi English: Kursus Mengajarkan Bahasa Inggris pada Anak Mudah dan Menyenangkan

Ayah bunda pasti akrab dengan pepatah ini, “buku adalah jendela dunia” . Iya, karena dengan membaca buku sama halnya dengan membuka wawasan dan pengetahuan baru, bahkan dari sisi dunia yang berbeda. Kalau buku dianggap sebagai jendela dunia, maka bahasa merupakan jendela mempelajari budaya. Sepakat dengan pernyataan itu nggak ayah bunda? Bahasa menjadi alat komunikasi bagi sesama manusia. Bukan hanya menguasai bahasa sendiri, belajar bahasa asing juga sama pentingya. Tidak hanya untuk mempelajari budaya suatu bangsa, dengan kemampuan bahasa asing banyak manfaat yang bisa didapatkan. Manfaat belajar bahasa asing diantaranya mengantarkan seseorang pada pengalaman baru, meningkatkan kepercayaan diri, kemungkinan masa depan cemerlang, dan kesempatan baik lainnya. Tak heran, mempelajari bahasa asing dianggap perlu. Terutama mengajarkan bahasa Inggris pada anak. Lalu, kenapa sih ayah bunda perlu mengajarkan bahasa Inggris pada anak? Manfaat Mengajarkan Bahasa Inggris pada Anak Bahasa Inggri...

Jangan Biarkan, Ini Resiko Mata Kering dan Solusinya!

Kondisi mata lelah. Sumber: pexels.com Pagi ini, saya terbangun cukup kesiangan lagi. Terutama memasuki tahun 2024 ini. Saya bisa bangun tidur paling awal pukul 6. Padahal dulu bisa bangun waktu subuh. Hal itu saya rasa karena mata begitu pedih. Bukan tanpa alasan, mata saya terasa kering karena setiap hari menatap layar laptop berjam-jam. Untuk mengerjakan tugas kuliah hingga menuntaskan pekerjaan, semua saya lakukan melalui laptop. Pernah beberapa waktu lalu saya menatap layar laptop dari jam setengah delapan hingga tengah malam. Alhasil saya beranjak tidur dalam keadaan mata kering, lalu bangun dalam kondisi mata berat sekali untuk dibuka. Rasanya sungguh tak nyaman, apalagi hal tersebut saya alami berulang. Sudahlah mata pedih saat menjelang tidur, pun bangun tidur yang dituju pertama buka gawai. Mikirnya sih biar mata bisa melek. Duh, tapi jadinya mata semakin kering. Saya jadi risau juga, kalau kondisi tidak menyenangkan ini terus terjadi. Gimana ya kondisi mata saya? Nah, sebena...