Langsung ke konten utama

Njalari Kuwatir Bag. ke-7

 Seorang pemuda menghadap ke mayor dan menginformasikan mengenai pelaku pencurian. Mayor memerintahkan para prajuritnya untuk segera menangkap pelaku dan pengikutnya untuk dihukum mati.


Makam KH. Muhammad Nursalim (Eyang Suro)

-------------------------------------------------------------------------

Langit mendung penuh kelam menyelimuti musim ketiga di Kadipaten Ngawi. Eyang, Raden Putri Rahayu dan para pengikutnya ditangkap dan diarak menuju benteng Pendhem untuk dijatuhi hukuman mati. Aku melihat dari kejauhan bersama Sumi dan warga pribumi lainnya. Ternyata Eyang lah pemimpin kelompok Wirotani yang mencuri persediaan kompeni dan membagikannya pada warga pribumi, tak lain ksatria bersorban putih berkuda putih yang kulihat malam itu ialah beliau. 

"Sayang kita tidak bisa melakukan apa-apa untuk menolong dan menyelamatkan Eyang Suro beserta pengikutnya" kata Sumi.

"Memangnya apa yang kemudian akan terjadi pada mereka, Sum" tanyaku. 

"Ada informasi yang beredar para pengkhianat atau penjahat yang berurusan dengan kompeni akan dihukum mati. Bila agak beruntung hukuman mati bisa disegerakan, tapi bagi yang tidak, mereka akan masuk ke ruang tahanan bawah tanah dan disiksa sekaligus dituntut terus bekerja. Biasanya mereka ini para pengikut atau orang pribumi biasa. Mereka tidak akan diberi makan, tidak ada minum juga, hanya dari air hujan atau kencing mereka sendiri. Sampai mereka mati dengan sendirinya karena sakit dan kelaparan. Belum lagi akibat kedinginan, karena dalam satu ruang tahanan bisa digunakan untuk 5-10 orang, sehingga mereka kesulitan bergerak dan bernafas. Mereka tidak akan mendapatkan pengkuburan yang layak. Karena jasad-jasad mereka diperlakukan sama seperti budak. Diseret lantas dimasukkan ke dalam sumur pembuangan mayat di dalam benteng pendem sana. Jasadnya akan habis dengan sendirinya, karena burung gagak, belatung yang menghabiskannya" jelas Sumi.

Aku begidik ngeri dan merasa jijik. Burung-burung gagak di atas langit seolah berputar dan berpusar, menari dalam perayaan kematian yang menjelma menjadi makanan untuk mengenyangkan perut mereka. Langit mendung semakin kelam, karena suara ngeri dan parau dari burung gagak menjadi latar belakang akhir kehidupan manusia. Aku kembali menyaksikan para prajurit kompeni yang membawa terpidana hukuman mati. Melihat satu per satu tawanan yang ditangkap. Salah satunya ada pula raden putri Rahayu yang ikut tertangkap dalam kondisi lusuh dan berantakan, ia lalu menatapku dengan tajam. Pandangan yang kini sangat berbeda dibandingkan saat ia menepuk bahuku dengan lembut. Aku ketakutan dan memalingkan pandanganku darinya. 

"Ran... ranti, bangun ran" suara keras tiba-tiba muncul dan menyadarkanku.

"Hmmm... iya iya apa. Ada apa?" Tanyaku kebingungan

"Kamu tidur mengigau" jawab suara wanita yang tak asing bagiku. 

"Oh iya benarkah bu?" Tanyaku setengah sadar.

"Iya kamu kecapekan kali sehabis main ke benteng Pendhem bareng Sumi" Jawab Ibuku.

"Iya mungkin juga bu" kataku. 

"Sudah bangun. Jangan tidur waktu ashar menjelang maghrib nggak baik. Itu ditunggu Sumi di ruang tamu" kata ibuku.

Bergegas aku bangun dan menemui Sumi. Aku ingat sebelumnya pergi ke benteng bersama Sumi. Segera aku menceritakan mimpiku pada Sumi. 

"Wah kok bisa mimpi gitu Ran?" Tanya Sumi.

"Aku juga nggak tahu Sum. Kamu tahu bagaimana akhir hidup Eyang dan pengikutnya bagaimana?" tanyaku kembali.

"Kata orang beliau dikenal punya aji diri. Jadi kebal dengan berbagai senjata, sehingga peluru dari senapan Belanda tidak mempan. Dipukul dan disiksa juga tak mati. Tentu Belanda tak habis akal sampai akhirnya beliau di tali dengan tali tambang yang erat, membuatnya tak bisa bergerak. Baru kemudian eyang dikubur hidup-hidup. Kini, makam eyang Suro jadi satu-satunya makam yang ada di benteng pendem. Yang kemudia dikenal namanya sebagai KH. Muhammad Nursalim" jelas Sumi. 

"Luar biasa juga ya. Tapi aku heran kenapa ada sosok perempuan di dalam mimpiku ya?" Tanyaku.

"Oh mungkin kamu kepikiran seseorang Ran. Bukannya tadi ada perempuan cantik juga habis bertamu dari rumahmu. Perempuan yang rambutnya bersanggul rapi, pakaian nya kuning dan wangi bunga aromanya. Sampai-sampai aku aja heran, masih ada ya perempuan secantik dan wanginya berbeda begitu di masa sekarang" sambung Sumi.

Aku hanya terdiam sambil mengerutkan dahi, kebingungan. 

Tamat.

Komentar

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung. Tambahkan komentar untuk mendukung blog ini yaa.

Postingan populer dari blog ini

Baby Blues Syndrome: Jatuh Cinta yang Bisa Berujung Derita, Bagaimana Mencegahnya?

  "Jatuh Cinta Tak Selalu Datang bersama Bahagia" , kalimat yang mengungkapkan betapa indah dan bahagianya ketika kesempatan menjadi seorang ibu tiba. Saat sembilan bulan lamanya membawa calon manusia di tubuh yang mulanya lincah, lalu harus merasa berbagai perubahan diri yang tak mudah. Kiranya akan serasa ringan dan sangat bahagia begitu bayi terlahir ke dunia. Namun kenyataannya banyak hal yang dirasakan begitu menantang dan sangat baru saat menjadi ibu. Melihat paras lugu dari kehadiran bayi yang selama ini amat ditunggu, menyentuh jemari mungil dan tubuh yang begitu kecil, rasa terharu dan jatuh cinta pandangan pertama dengan cepat lalu hadir. Sayangnya memang benar cinta butuh pengorbanan, begitupun jatuh cinta yang satu ini. Tak selalu bahagia, tentu saja sebagai seorang ibu kemudian dipaksa melalui berbagai hal seperti rasa kesal, kecewa bahkan luka yang dibawa.  Mengawali hari pertama saat proses berjuang usai namun begitu melelahkan. Baik persalinan normal maupun op...

Doremi English: Kursus Mengajarkan Bahasa Inggris pada Anak Mudah dan Menyenangkan

Ayah bunda pasti akrab dengan pepatah ini, “buku adalah jendela dunia” . Iya, karena dengan membaca buku sama halnya dengan membuka wawasan dan pengetahuan baru, bahkan dari sisi dunia yang berbeda. Kalau buku dianggap sebagai jendela dunia, maka bahasa merupakan jendela mempelajari budaya. Sepakat dengan pernyataan itu nggak ayah bunda? Bahasa menjadi alat komunikasi bagi sesama manusia. Bukan hanya menguasai bahasa sendiri, belajar bahasa asing juga sama pentingya. Tidak hanya untuk mempelajari budaya suatu bangsa, dengan kemampuan bahasa asing banyak manfaat yang bisa didapatkan. Manfaat belajar bahasa asing diantaranya mengantarkan seseorang pada pengalaman baru, meningkatkan kepercayaan diri, kemungkinan masa depan cemerlang, dan kesempatan baik lainnya. Tak heran, mempelajari bahasa asing dianggap perlu. Terutama mengajarkan bahasa Inggris pada anak. Lalu, kenapa sih ayah bunda perlu mengajarkan bahasa Inggris pada anak? Manfaat Mengajarkan Bahasa Inggris pada Anak Bahasa Inggri...

Jangan Biarkan, Ini Resiko Mata Kering dan Solusinya!

Kondisi mata lelah. Sumber: pexels.com Pagi ini, saya terbangun cukup kesiangan lagi. Terutama memasuki tahun 2024 ini. Saya bisa bangun tidur paling awal pukul 6. Padahal dulu bisa bangun waktu subuh. Hal itu saya rasa karena mata begitu pedih. Bukan tanpa alasan, mata saya terasa kering karena setiap hari menatap layar laptop berjam-jam. Untuk mengerjakan tugas kuliah hingga menuntaskan pekerjaan, semua saya lakukan melalui laptop. Pernah beberapa waktu lalu saya menatap layar laptop dari jam setengah delapan hingga tengah malam. Alhasil saya beranjak tidur dalam keadaan mata kering, lalu bangun dalam kondisi mata berat sekali untuk dibuka. Rasanya sungguh tak nyaman, apalagi hal tersebut saya alami berulang. Sudahlah mata pedih saat menjelang tidur, pun bangun tidur yang dituju pertama buka gawai. Mikirnya sih biar mata bisa melek. Duh, tapi jadinya mata semakin kering. Saya jadi risau juga, kalau kondisi tidak menyenangkan ini terus terjadi. Gimana ya kondisi mata saya? Nah, sebena...